Senin, 28 Maret 2011

Vertigo, dan Kesehatan Gigi


KESEHATAN

24 Maret 2011
Oleh Grace W Susanto
PUSING, dan vertigo merupakan dua jenis gangguan keseimbangan yang bersumber di kepala. Dua sakit kepala ini karena penyebabnya tidak sama, maka penanganannya pun berbeda. Sakit kepala ditandai penderita merasa badan melayang, sempoyongan atau bergoyang seolah mabuk, sering disertai pula rasa berdenyut di kepala. Ini merupakan gambaran sesuatu yang dinamakan ìpusingî atau ìpeningî. Sebaliknya, bila badan terasa berputar-putar atau benda di sekeliling turut berputar serta bergelimpangan, ini yang dinamakan ìvertigoî.

Ada beberapa orang yang merasakan dunia berputar saat membuka mata, tapi ada pula yang merasakan berputar saat menutup mata. Gejala dan tanda yang ditimbulkan sangat bervariasi. Yang mendasari vertigo adalah gangguan pada alat keseimbangan, salah satunya dikarenakan gangguan aliran darah yang tidak lancar.

Pasien dengan keluhan vertigo, biasanya disertai pula muntah, terjadi berulang kali, sembuh dan timbul kembali, tanpa ditemukan penyebab yang jelas. Stres, seringkali disebut sebagai salah satu penyebab timbulnya vertigo, itupun bukan merupakan penyebab yang utama. Jika vertigo datang, biasanya sangat menganggu aktivitas seseorang, karena muncul sangat mendadak dan siklusnya juga tidak tetap.

Kesehatan mulut, gigi dan gusi ternyata menjadi salah satu penyebab munculnya vertigo. Dari pengamatan, penderita terbanyak pada usia separuh baya (45 tahun), meski banyak pula dijumpai pada usia dewasa muda, baik wanita maupun pria. Dilihat dari kesehatan gigi, vertigo sering ditemukan pada pasien dimana giginya sudah ada yang dicabut. Khususnya pencabutan gigi geraham bagian atas, baik Molar pertama ataupun kedua. Setelah pencabutan biasanya membiarkan bekas lubang tetap ompong, tidak langsung dibuatkan gigi palsu. Hal ini bisa berakibat munculnya ketidakstabilan posisi gigi geraham yang tersisa dalam rahang atas, Posisi gigi menjadi miring, ataupun terasa memanjang (extruded).

Kehilangan gigi di rahang atas, di bagian belakang (posterior) masih terdapat geraham yang lain, atau karena gigi lepas secara selang- seling, akibatnya gigi-gigi atas belakang berdiri sendiri. Ini bisa berakibat gerakan pada gigi goyang bila terkena makanan, juga saat digunakan mengunyah. Lama kelamaan akan timbul kantung-kantung gusi, selanjutnya terjadi peradangan. Kondisi ini akan diperberat jika kurang dalam membersihkannya, karena memang sulit dalam menyikatnya, akibatnya kondisi gigi dan gusi di daerah tersebut tidak stabil. Kondisi yang buruk ini akan memudahkan terjadinya iskhemia di vestibular (kekurangan darah yang bersirkulasi) akibat dari lesi vestibular perifer.
Terapi Banyak penderita vertigo sering tidak menyadari kalau salah satu penyebabnya adalah keadaan di dalam mulut. Rujukan ke dokter gigi biasanya merupakan yang terakhir kalinya, setelah berbagai obat tidak menyembuhkan.

Banyak penderita yang gigi gerahamnya tidak lengkap, khususnya gigi geraham terakhir, sudah berdiri sendiri, posisi tidak pada tempat yang sebenarnya, mulai memanjang dan agak goyang. Keadaan ini bisa mengakibatkan pula gangguan keseimbangan disertai tengkuk membeku terkadang pusing.

Menggunakan gigi palsu, namun jarang dipakai dengan berbagai alasan, ini bisa pula menggoyahkan posisi gigi yang tersisa, serta tidak dalam posisi ìtenangî. Bila penderita menyukai makanan berlemak dan manis, akan memperburuk dan mempercepat pula luasnya peradangan, karena kondisi ini sebagai media yang cepat untuk terjadinya infeksi. Hal ini dapat dikoreksi adanya ketidak-lancaran peredaran darah.

Lubang (caries) pada gigi-gigi geraham atas yang tidak terdeteksi, berakibat timbul focal infeksi yang menjalar pula pada saraf keseimbangan. Tanda yang khas bila muncul gangguan keseimbangan adalah sering sempoyongan, pusing tanpa sebab. Ini merupakan gejala awal dari vertigo, yang harus segera ditindaklanjuti untuk dicari penyebabnya dan dilakukan terapi yang diperlukan. Ketidaklancaran peredaran darah di otak merupakan salah satu penyebabnya. Hal ini biasanya disebabkan karena kondisi kekentalan darah, akibat tidak sehat dan tidak sesuainya makanan yang dikonsumsi.

Jika muncul keluhan gusi dan gigi geraham di rahang atas sakit, periksa dengan seksama dan segera hubungi dokter gigi. Segera lakukan pemeriksaan, apakah ada gigi yang lubang, perawatan saraf, dan yang terpenting adalah pulihkan ishemic vestibular melalui ìterapi gusiî. Buang semua jaringan mati di sekitar geraham atas, sampai benar-benar bersih. Biasanya akan keluar darah kental hitam yang luar biasa banyaknya, tergantung berat ringannya peradangan. (11)

drg Grace W.Susanto, MM, dokter gigi praktek di Semarang

Bagi Anda pengguna ponsel, nikmati berita terkini lewat http://m.suaramerdeka.com

Tertawa Itu Sehat



24 Maret 2011
INFO MEDIKA
Tertawa Percepat Penyembuhan
TERTAWALAH maka Anda akan sehat. Bahkan ketika Anda sedang sakit sekalipun, tertawa akan memberi efek yang menyehatkan. Setidaknya itu berlaku jika Anda menderita luka di kaki.

Tim peneliti dari Universitas Leeds, Inggris, menemukan bahwa tertawa dapat mempercepat penyembuhan luka lebih cepat dibandingkan dengan pengobatan teknologi terbaru. Temuan itu diperoleh dari riset yang dilakukan selama lima tahun terhadap 337 pasien. Dalam riset itu peneliti membandingkan efek tertawa ditambah perawatan luka biasa, dengan penggunaan ultrasound dosis rendah pada luka di kaki pasien.

Partisipan merupakan penderita borok atau luka di bagian kaki yang tidak sembuh-sembuh dalam waktu enam bulan atau lebih. Sebagai prosedur standar, tim peneliti membebat luka untuk merangsang aliran darah dari kaki kembali ke jantung.

Sebab, menurut Professor Andrea Nelson, kunci merawat pasien dengan masalah di kaki adalah dengan merangsang aliran darah kembali dari kaki ke jantung.

’’Cara yang biasanya dilakukan adalah dengan perban kompresi dan stocking yang dikombinasikan dengan pola makan dan olahraga yang benar,” kata pimpinan riset itu seperti dilansir BBC.

Setelah itu peneliti mencoba menambahkan penggunaan gelombang suara (ultrasound) sebagai tambahan prosedur standar. Ternyata tidak ditemukan perbedaan yang berarti pada tingkat kecepatan kesembuhan. Namun ketika para pasien diminta untuk lebih sering tertawa, luka lebih cepat sembuh. Nelson mengatakan, “Hal ini karena tertawa membuat diafragma bergerak dan ini memainkan peranan penting dalam menggerakan darah ke seluruh tubuh.”

Depresi Picu Gagal Ginjal

JANGAN pernah membiarkan diri larut dalam depresi. Hasil penelitian yang dipublikasikan Jurnal Kesehatan Penyakit Neprologi Amerika (CJASN), Amerika Serikat, menyebutkan bahwa depresi memiliki hubungan dengan potensi terkena gagal ginjal.

Penelitian dilakukan oleh Dr Willem Kop berserta rekan-rekannya dari Departemen Kesehatan Psikologi dan Neuropsikologi di Universitas Tilburg, Belanda. Mereka melibatkan 5.785 warga Amerika berusia 65 ke atas selama 10 tahun.

Semua partisipan diwajibkan menjawab pertanyaan mengenai kegiatan sehari-hari dan kadar depresi mereka. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan pertanyaan pengukur tingkat depresi dan sebuah pengukur tingkat terapi pengobatan yang harus dilakukan, termasuk tingkat filtrasi glomerular (eGFR) dan faktor risiko gagal ginjal. Hasilnya, selain bisa memicu penyakit ginjal kronis akut, depresi juga bisa menimbulkan gagal ginjal kronis. Menurut peneliti, depresi mengurangi fungsi ginjal hingga akhirnya membuat fungsi ginjal tidak berfungsi total.

“Orang dengan gejala depresi tinggi memiliki risiko lebih besar menderita penyakit ginjal. Hal ini sebagian dijelaskan oleh faktor medis lain yang berkaitan dengan penyakit depresi dan ginjal. Tapi hubungan dengan depresi lebih kuat pada pasien yang sehat dibandingkan dengan mereka yang telah menderita gangguan kesehatan seperti penyakit diabetes atau jantung,” tulis para peneliti. (Nur Hidayatullah-11)

Bagi Anda pengguna ponsel, nikmati berita terkini lewat http://m.suaramerdeka.com